Sabtu, 06 Februari 2010

SEKILAS TENTANG CANTAR

CANTAR (baca: kan-tar) merupakan kata Spanyol untuk menyebut lagu-lagu dengan tangga nada diatonis yang awal saat diperkenalkan khas dipakai untuk kidung peribadatan gereja Katolik yang berciri Gregorian. Jelas kata ini dibawah para paderi Katolik, di Nusa Utara awalnya ke Kerajaan Manado dan Kerajaan Siau dari Benteng Ternate Gammalamma oleh paderi Diego de Magelhaes. Kata ini kemudian meluas dipakai untuk menyebut semua lagu gerejawi. Termasuk kidung-kidung Gereja Protestan Belanda.

Memang tercatat agama Katolik yang duluan masuk ke Sangihe (namun pantas disebut sesudah Islam (Tua) dan Syiah) tepatnya bermula ke tahun 1563 lewat pembaptisan Raja Siau Posumah yang sedang berkunjung ke kerabat dan keluarga dekat Kerajaan Siau, yaitu Kerajaan Manado yang juga dikenal sebagai Babontehu (Bawontehu) yang letak tepatnya kini di pulau Manado Tua.

Kata ini menjadi kantari, kantare, dan kantali atau gantare dan gantari, yang tak lain penyebutan yang sudah dilaraskan dengan lafal lidah orang Nusa Utara. Cara menyanyikan kantare, atau gantare berlainan dengan bentuk-bentuk nyanyian asli seperti bentuk-bentuk lagu sasambo. Pada beberapa tempat di Nusa Utara cara menyanyi gantare disamakan dengan artian masuli atau masuling.

Namun gantare tidak terbatas pada pengertian cara menyanyi namun juga isi syair yang terkait dengan liturgia (peribatan) khas Kristen yang mewartakan keselamatan manusia berdosa lewat karya penyelamatan Yesus Kristus atau Isa Almaseh as.Contoh gantare adalah syair asli bahasa Sangir yang dapat dilagukan di bawah ini. Terjemahannya dibuat dan dapat dinyanyikan:

O Mawu Ruata, talentuko ia
Napene u rosa, rosa masaria
Tentiro ko sia, daleng mapia
Panata elangu surararenganu

(Oh Tuhan penguasa kasihilah daku
Berbagai dosaku, dosa bebaniku
Tunjukkanlah padaku, jalan yang baik
Bimbinglah hambamu turut di jalanmu)

Tidak ada komentar: