Sabtu, 31 Agustus 2013

CALEG 2014 DI MATAKU

Banyak sekali teman-teman saya di akun facebook ini adalah Caleg yang aktif berinteraksi dengan masyarakat DuMay. Enam di antaranya Caleg DPRRI dari Bali dan Sulut. Lalu ada juga caleg DPRD Provinsi Sulut dari Dapil Bitung/Minut dan Dapil SaTaS serta Dapil Manado. Yang paling banyak adalah caleg DPRD Kab/Kota dari Wilayah Sulut sampai Papua.

Facebook sebagai salah satu alternatif media yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan (interaksi visi) sekaligus mencitrakan diri (interaksi simbolik) pada gilirannya dapat menjadi cerminan tentang sejauh mana kapabilitas seorang legislator, bahkan dapat dibaca seperti apa pola perilaku yang bersangkutan ketika menjadi seorang legislator bilamana dirinya terpilih. Tentunya, saya berangkat dari sebuah asumsi dasar bahwa facebook selaku media sosial adalah perwujudan (manifestasi) dari realitas sosial (termasuk perilaku sosial dan perilaku individu).

Oleh sebab itu, saya tertarik mengamati soal kapabilitas dan orientasi mereka satu demi satu untuk maksud menilai tentang apa yang hendak diperjuangkan sebagai visi dan misi mereka.

Amatan saya sejauh ini, para Caleg telah menunjukkan beberapa karakteristik yang penting dikritisi, sebagai berikut:
  1. Lebih banyak Caleg mengekspresikan diri dengan metode pencitraan simbolik dan sangat jarang di antara mereka menulis tentang isi pikiran tentang apa yg hendak diperjuangkan atau sekurang-kurangnya mempublikasikan program kerja parpolnya maupun program kerja dirinya.
  2. Lebih banyak caleg mengupload foto diri, tetapi membatasi diri dalam berkomunikasi dan berdiskusi guna membahas berbagai persoalan sosial kemasyarakatan yang relevan dengan visi yang hendak diperjuangkannya.
  3. Tidak ada sama sekali caleg yang proaktif mengangkat suatu tema tertentu untuk dikelola menjadi isu strategis bagi dirinya melalui diskusi terfokus bersama sahabat-sahabat mereka, sehingga mereka menerima sejumlah masukan dalam bentuk dukungan maupun kritik terhadap gagasannya. Yang ada justru orang lain yang bekerja selaku konsultan politik para caleg.
Ketiga karakteristik di atas pada akhirnya menuju pada satu kesimpulan bahwa, para caleg kita masih sangat lemah kompetensi dirinya. Lalu bagaimana pendapat saudara-saudara atas wacana dan simpulan sederhana ini.