Oleh: Tomy Bawulang pada 03 November 2011 jam 12:27
Break the rules!
adalah tema provokatif yang saya angkat dalam presentasi saya untuk
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah "Building knowledge economy in
Asia" (Vanderbilt University). Breaking the rules yang saya maksud
bukanlah semacam provokasi anti-sosial atau anti hukum tetapi berupaya
memberi dimensi baru dalam berfikir dan melakukan perubahan dalam suatu
organisasi. Terlalu sering saya mendengar keluhan dari para pemimpin
organisasi tentang begitu sulitnya melakukan perubahan dalam organisasi
yang mereka pimpin. Resistansi terhadap perubahan memang merupakan salah
satu penyakit kronis hampir semua organisasi baik itu profit,
non-profit, maupun organisasi pemerintah (yang terakhir terkenal
memiliki tingkat resistansi yang paling tinggi!).
Dalam satu sesi leadership coaching saya ditanya: Bagaimana cara termudah untuk melakukan perubahan?
saya
sempat tersenyum mendengar pertanyaan ini karena pertanyaan ini
merupakan pertanyaan banyak orang. Hampir semua orang menginginkan jalan
pintas dan serba instan! tidak sabaran untuk menjalani proses demi
proses. Apakah Anda termasuk salah satu yang memiliki pertanyaan yang
sama? Sambil bercanda saya bilang 'there is no change done overnight!".
Dia bilang "yes I know, but if you can suggest, what should i
do?"...Saya bilang ok, "This is the secret, Break all existing rules",
alias rombak total! ya, Anda harus memiliki keberanian untuk merombak
total system dan cara berfikir manusia yang anda pimpin yang sudah
terlanjur merasa nyaman dengan existing rules. Ibaratnya jika anda
menginginkan segelas air bening, anda tidak akan mendapatkannya jika
gelas dan wadah tampungan anda masih berbekas kopi. Anda harus mencuci
bersih gelas tersebut.
Melakukan perubahan memerlukan
keberanian dan kesungguhan hati. Perubahan setengah hati bukan hanya
menguras tenaga dan sumberdaya tapi juga tidak akan berhasil. Pertanyaan
klise yang kemudian muncul adalah bukankah tidak semua sistem yg
berlaku itu jelek?. Benar! tidak semua sistem dan aturan organisasi yang
berlaku jelek namun mempertahankan system yang baik tanpa melakukan
perubahan sedikitpun memiliki resiko yang saya sebut 'efek nostalgia',
Orang kemudian akan tetap membanding-bandingkan dan mengenang
'kenyamanan' masa lalu yang justru akan menimbulkan resistansi yang
lebih besar terhadap perubahan yang anda inginkan. Solusinya adalah
tetaplah lakukan perubahan terhadap sistem yang baik tersebut untuk
menjadi lebih baik. Lakukan dengan cara yang berbeda. Prinsipnya, Jangan
berharap hasil yang berbeda jika anda tetap melakukannya dengan cara
yang sama! beranilah berinovasi dalam melakukan sesuatu!
So, jika anda menginginkan perubahan, jangan ragu break the rules!
If
any of you are interested in getting leadership and emotional
intelligence tip, follow me on twitter: @learnleadexcell. I'll be
sharing with you!
TB,
Nashville,TN
02 November 2011