Senin, 02 Mei 2011

PENDIDIKAN: INVESTASI MASA DEPAN

Ada dua sumberdaya yang harus diperhatikan dalam rangka membangun manusia dan membangun negara (daerah) dan keluarga. Pertama adalah sumberdaya alam dan kedua sumber daya manusia. Benar bahwa sumber daya alam di Indonesia ini sangat melimpah. Tetapi sangat sedikit yang dapat dimanfaatkan atau dikelola untuk kesejahteraan rakyat. Sebab mengelola sumber daya alam yg beraneka ragam itu membutuhkan kearifan dan kebijaksanaan yang hanya dapat diperoleh melalui pendidikan dan pembentukan karakter manusia yang unggul baik moral maupun akademik dan ketrampilan verbal. Faktor pengalaman tentunya mutlak bagi setiap manusia yang menginginkan harapan hidup menjadi lebih baik. Setiap orang memiliki pengalaman yang membuat dirinya belajar dari realitas hidup yang dialaminya.

Setiap orang sejak dilahirkan sudah mempunyai tujuan hidup. Yaitu hidup sejahtra dan berguna bagi orang lain. Untuk mencapai tujuannya itu, dia dituntut bekerja. Bekerja di lahannya. Bekerja di bidangnya. Bekerja sesuai dengan ketrampilannya. Lahan yang demikian terbatas, bidang yang demikian sedikit dan ketrampilan yang demikian sulit diperoleh karena harus membayar mahal untuk mengadakannya, adalah sebuah fakta sosial yang tengah dihadapi oleh generasi akhir Indonesia dewasa ini agar bisa keluar dari lingkaran setan yaitu kemiskinan.

Sumberdaya alam yang sangat terbatas itu tidak cukup dibagi-bagi peruntukkannya atau pengelolaannya bagi miliaran manusia penghuni bumi pertiwi ini. Manusia harus saling membunuh jika ingin menguasai tanah, laut dan udara yang sudah nyaris seluruhnya terjuali kepada kaum kapitalis. Hanya ada satu yang belum terjual dan tidak boleh dijual seluruhnya kepada mereka, yaitu KEMANUSIAAN. Akan tetapi sudah cukup banyak pula yang "terpaksa" menjual KEMANUSIAAN hanya demi menggapai kehidupan yang "sejahtera". Kemanusiaan dijual kepada teroris, para majikan Rumah Tangga, para koruptor (sindikat), dan kepada tuhan-tuhan materialime, kebun pala, kelapa, cengkih dijual kepada tukang ijon dan kaum pemeras, daerah tangkapan ikan direbut oleh orang2 modern, bahkan babi-babi peliharaan peternak miskin dan pakaian2 dagangan para PKL terampil ludes dirampas oleh negara demi estetika kota.

Sungguh ironis kehidupan rakyat bangsa ini. Oleh sebab itu saya ingin mengajak kita semua agar mengutamakan pendidikan dalam menata hidup menuju pada tujuan kesejahteraan yang hakiki, yaitu kesejahteraan bersama yang saling menguntungkan. Mari kita dukung semua gerakan yang berkonsentrasi pada bidang pendidikan agar tercipta banyak lahan-lahan subur di dalam kepala (otak) anak-anak kita. Mari kita bentangkan selebar-lebarnya sayap kebersamaan agar akhlak bertumbuh sejalan dengan kecerdasan. Sebab dikemudian hari tidak satupun dari kaum-kaum kapitalis dapat merebut dan merampas kecerdasan dan kebijaksanaan kita. Pendidikan adalah investasi yang tak ternilai harganya.

Tidak ada komentar: